Senin, 23 Februari 2015

Ideologi pancasila

 
A.   IDEOLOGI LIBERALISME
     Inggrislah yang memulai timbulnya liberaslisme yang diakibatkan oleh alam pemikiran yang disebut zaman pencerahan ( aufklarung ) yang menyatakan bahwa manusia memberikan penghargaan dan kepercayaan besar pada rasio. Rasio dianggap sebagai kekuatan yang menerangi segala sesuatu di dunia ini. Manusia dapat berbuat banyak berdasasrkan rasio yang dimilikinya.
     Liberalisme melihat manusia sebagai makhluk bebas. Ajaran liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, kecuali dengan perseujuannya. Hak asasi tersebut memiliki nilai-nilai dasar ( intrinsic ), yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas. Hal tersebut tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk Tuhan, yang mengemban tugas sebagai makhluk sosial sehinga dalam kehidupan bermasyrakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kepentingan masyarakat dan haknya selalu dikaitkan dengan kewajibannya terhadap masyarakat ( bahan penataran BP-7 1993; 73-74 ).

B. IDEOLOGI SOSIALISME
    Tokoh utama yang mengajarkan komunis adalah Karl Marx ( 1818-1883 ), tokoh sosialis revolusioner yang banyak menulis naskah di bidang sosialis dan ekonomi. Ajarannya didasarkan atas kebendaan. Oleh karena itu komunisme tidak percaya kepada Tuhan. Bahkan agama dikatakannya sebagai racun bagi masyarakat. Ajaran tersebut jelas bertolak belakang dengan ajaran Pancasila.


         C.  PANCASILA DAN IDEOLOGI TERBUKA

    Arti Ideologi Terbuka
     Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakat sendiri. Oleh karena itu ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan dibutuhkan.
     Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu, sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang dinyatakan. “ ……Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubah, dan mencabutnya. “
Selanjutnya dinyatakan, “ …… Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya bernegara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara, semangat para pemimpin pemerintahan. “
Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber atau berakar pada pandangan hidup dan falsafah hidup bangsa, sehingga akan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa.
Berbeda dengan ideologi impor, yang bersifat tidak wajar ( artificial ) dan sedikit banyak memerlukan pemaksaan oleh kelompok kecil manusia ( yang mengimpor ideologi tersebut ). Oleh kaena itu ideologi itu disebut bersifat tertutup.
       Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga memenuhi prasyarat suatu ideologi terbuka.
     Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila
     Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila ( BP-7 Pusat, 1993 ), adalah sbb. :
a.    Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang   
secara cepat.

b.    Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung   
meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
    hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan.

    Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.
    Kita mengenal tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai keadaan, dan nilai praksis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya
    Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma-norma dasar Pancasila yang terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945.
-  Nilai-nilai atau norma-norma dasar  yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tidak boleh berubah atau    
   diubah, karena itu adalah hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental
   ( Staaffundamentealorm )
-  Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praksis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.

     Sifat Ideologi
1. Dimensi Realitas
    Nilai-nilai yang terkandung di dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakat, sehingga tertanam dan berakar di dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
2. Dimensi Idealisme
     Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Cita-cita tersebut berisi harapan yang masuk akal, bukanlah lambungan angan-angan yang sama sekali tidak mungkin direalisasikan.
3. Dimensi Fleksibilitas
    Melalui pemikiran baru tentang dirinya, ideologi itu mempersegar dirinya, memelihara, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu.
    Pancasila memiliki dimendsi ketiga, yaitu dimensi fleksibiltas atau dimensi pengembangan, yang juga diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan memperkuat relevansinya dari masa ke masa ( Alfian, 1991 : 195 ).



      Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila
    Batas-batas keterbukaan Ideologi Pancasila :
1. Stabilitas nasional yang dinamis.
2. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme.
3. Mencegah berkembangnya paham liberal.
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat.
5. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.
thx to: mr subagya 
---------------------------------  //  ---------------------------------
Referensi :
Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. (2004). Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Ghalia Indonesia,  Bogor.
----------------------------------- // -----------------------------------






2 komentar:

  1. pantjasila itu ideologi yg paling modern

    BalasHapus
  2. agan masih semester 1 ya? saya dulu pernah juga soalnya dapet tugas tentang pancasila.

    BalasHapus